Keterangan Gambar " Dr. Harry Suderadjat, Drs., M.Pd.
Onetunejabar.com Bandung - Di usia lebih dari delapan dekade, Dr. Harry Suderadjat, Drs., M.Pd—yang akrab disapa "Eyang"—masih terus menyalakan semangat perubahan di dunia pendidikan Indonesia. Sebagai Pembina Yayasan Atikan Islam Drajat dan Direktur Utama Ar Rafi’ Drajat Center, Eyang adalah sosok penting di balik reformasi pendidikan berbasis karakter yang telah dirintis sejak era reformasi hingga kini.
Reformasi Pendidikan Berbasis Karakter
“Pendidikan adalah fondasi pembangunan nasional,” tegas Eyang dalam wawancara eksklusif Jurnalis Inplus.News. Keyakinan ini menjadi semangat utama Eyang saat turut menyusun perubahan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 menjadi UU No. 20 Tahun 2003. Bersama tokoh seperti Malik Fadjar, Eyang terlibat langsung dalam transformasi sistem pendidikan dari mata pelajaran ke pendidikan berbasis kompetensi.
Menurutnya, pergeseran ini tidak hanya soal kurikulum, melainkan perubahan filosofi pendidikan: dari sekadar transfer ilmu menuju pembentukan manusia seutuhnya—beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Lulusan Ideal: Abdullah dan Khalifah
Visi besar Eyang terhadap pendidikan termanifestasi dalam konsep lulusan ideal: Abdullah (hamba Allah) yang juga Khalifah (pemimpin). “Tugas manusia bukan sekadar belajar, tapi mengemban amanah Allah memakmurkan bumi,” jelasnya.
Dalam pandangan Eyang, pendidikan harus menanamkan nilai spiritual dan sosial secara integral sejak dini. Itulah mengapa Ar Rafi’ mengembangkan kurikulum karakter dari jenjang SD hingga SMA, bahkan kini merintis pendidikan full-day dan full-night di lahan seluas lima hektare di Cijapati. Di sana, anak-anak bukan hanya belajar ilmu umum, tapi juga spiritualitas melalui pembiasaan ibadah seperti tahajud.
Pesantren sebagai Pusat Pembangunan Masyarakat
“Sekolah adalah pesantren. Pesantren adalah pusat pembangunan masyarakat,” ucap Eyang dengan penuh keyakinan. Pendidikan menurutnya bukan hanya membentuk siswa, tapi juga keluarga, guru, bahkan masyarakat. Maka di Ar Rafi’, pendidikan adalah ekosistem.
Eyang menegaskan bahwa reformasi pendidikan harus berakar pada nilai-nilai Qurani dan bersifat rahmatan lil alamin—membawa manfaat bagi semesta. Oleh karena itu, kurikulum yang dikembangkan tidak memisahkan antara ilmu dan iman, antara nilai spiritual dan nilai sosial.
Kurikulum Berbasis Kompetensi: Warisan dan Tantangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang lahir dari reformasi pendidikan 2003 menjadi payung besar gagasan Eyang. Ia mengingatkan, meski silih berganti nama—KTSP, Kurikulum 2013, bahkan Kurikulum Merdeka—esensinya tidak boleh melenceng dari tujuan utama: membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Sayangnya, menurut Eyang, perkembangan kurikulum cenderung terfragmentasi. “Nilai spiritual diserahkan ke guru agama, nilai sosial ke guru PKN. Padahal seharusnya semua guru mendidik karakter secara utuh,” ujarnya prihatin.
Ilmu dan Iman: Pilar Pembangunan Bangsa
Mengutip ayat dalam Al-Quran, Eyang menekankan bahwa hanya dengan ilmu dan iman, derajat manusia akan ditinggikan oleh Allah. Oleh karena itu, Ar Rafi’ berkomitmen melahirkan generasi yang tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga matang secara spiritual.
Baginya, pembagian kaku antara model pengajaran Islami dan sekuler adalah konsep yang tak relevan. Lebih lanjut ia berpendapat, "Kurikulum yang mengedepankan keahlian dan penguasaan materi dapat diimplementasikan secara universal, melampaui sekat agama seperti Islam, Kristen, maupun Buddha. Sebab, esensi dari pendidikan adalah memanusiakan individu sebagai entitas ciptaan Ilahi.
Pendidikan Digital dan Masa Depan
Tak ketinggalan, Eyang juga merespons era digital dengan inovasi: pendidikan berbasis Google, digital, dan paperless di tingkat dasar. Menurutnya, teknologi harus menjadi alat untuk mendidik generasi Qurani yang siap menghadapi tantangan zaman.
Meski telah berkontribusi besar, Eyang menyadari perjuangan belum selesai. Ia masih terus menyuarakan pentingnya pendidikan karakter ke berbagai forum, termasuk grup diskusi Forum Doktor Muslim. “Kami istiqomah di KBK. Karena hanya dengan pendidikan karakter, kita bisa membangun bangsa yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya.
Curriculum Vitae Singkat
Dr. Harry Suderadjat, Drs., M.Pd.
Tempat, Tanggal Lahir: Garut, 12 Juni 1942
Riwayat Pendidikan:
SD-SMP-STM-Jakarta
Sarjana Muda Pendidikan Teknik IKIP Bandung
Sarjana Administrasi Negara - STIA LAN Bandung
Magister Pendidikan Pengembangan Kurikulum - Pasca IKIP Bandung
S3 Teknologi Pendidikan - Pasca IKIP Jakarta
Doktor Administrasi Pendidikan, Pasca IKIP Bandung
Pengalaman dan Jabatan:
Guru - STM 3 Cimahi (1967-1974)
Kepala - STM Pembangunan Cimahi (1974-1985)
Asisten Menteri Pendidikan (1981-2004)
Konsultan Pendidikan Nasional dan Internasional (1997-2010)
Dewan Pakar Majelis Pertimbangan Pengembangan dan Pendidikan Agama Islam (Departemen Agama) (1996-2011)
Dosen Pasca Sarjana UPI dan UNINUS (1999-2013)
Ketua Yayasan Pendidikan Kewiraswastaan Ar Rafi’ (2004 - sekarang)
Pembina Yayasan Atikan Islam Drajat (2004 - sekarang)
Direktur Utama Ar Rafi’ Drajat Center (2004 - sekarang)
Karya dan Kontribusi:
Perintis pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Qurani
Penggagas Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Konsultan pendidikan Islam dan kepemimpinan
0 Comments