Onetunejabar.com
- Jakarta. Kebijakan penyegelan puluhan tempat wisata di kawasan Puncak,
Bogor, oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LH) menuai kecaman keras.
Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Gerindra, Mulyadi, lantang
mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengevaluasi Menteri
LH, Hanif Faisol Nurofiq, atas kebijakan yang dinilai "kurang
tepat" dan memicu bencana ekonomi masyarakat.
Tuntutan
keras ini dilontarkan Mulyadi setelah menyerap jeritan hati ratusan pelaku
usaha yang tercekik oleh penyegelan tersebut.
Mulyadi
menegaskan, kebijakan yang diambil Menteri Hanif telah menciptakan "dampak
besar" dan merampas hajat hidup ribuan orang.
"Ribuan
warga kehilangan pekerjaan, banyak yang dirumahkan, bahkan usaha mereka
berhenti total akibat kebijakan ini," ujar Mulyadi kepada wartawan, Jumat,
(10/10/2025), di Jakarta.
Kekritisan
Mulyadi bukan tanpa dasar. Penyegelan yang menyasar 33 unit usaha di atas lahan
Kerja Sama Operasional (KSO) PT Perkebunan Nusantara (PTPN), termasuk 9 unit
yang izinnya dicabut, berdampak domino yang menghancurkan.
Tidak
hanya pengelola tempat wisata, sektor UMKM, hotel, dan restoran di
kawasan Puncak ikut terkapar, "Pelaku usaha mengeluh karena omzet mereka
turun drastis," ujar Mulyadi.
Lebih
lanjut Mulyadi memperingatkan bahwa kondisi ini akan menggerus Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak, menimbulkan kerugian ganda bagi
pemerintah daerah.
Mulyadi
secara spesifik meminta atensi khusus Presiden Prabowo, Mulyadi mengungkapkan,
kawasan Puncak dianugerahi potensi alam yang luar biasa, dan letaknya sangat
dekat dengan kediaman pribadi Presiden di Babakan Madang.
Anggota
DPR Dapil Kabupaten Bogor ini menekankan bahwa masalah ini adalah darurat
kemanusiaan, bukan sekadar urusan izin lingkungan semata.
"Kami
mohon perhatian Pak Presiden. Keluhan masyarakat sudah sangat memprihatinkan,
mulai dari kesulitan ekonomi, meningkatnya potensi kriminalitas, hingga
anak-anak usia sekolah yang terancam putus sekolah," tegas Mulyadi,
menyajikan potret suram dampak penyegelan di lapangan.
Menteri
Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq sebelumnya bersikeras bahwa pencabutan
izin dan penyegelan dilakukan karena pelaku usaha tidak menyesuaikan diri
dengan perintah pembongkaran, menyusul temuan ketidaksesuaian dengan ketentuan
pemanfaatan ruang dan perlindungan lingkungan hidup.
Namun,
Mulyadi menilai solusi yang ditawarkan Menteri Hanif terkesan "serampangan" dan
hanya berfokus pada penindakan tanpa kajian mendalam terhadap nasib masyarakat.
Ketimbang
penyegelan yang mematikan ekonomi, ia mendesak adanya solusi komprehensif yang
tetap menjaga lingkungan sekaligus mengoptimalkan potensi wisata daerah.
Pertanyaannya
kini, apakah Presiden Prabowo Subianto akan menanggapi desakan kritis dari
kader partainya sendiri dan menghentikan kebijakan Menteri LH yang kini menjadi
sorotan tajam karena dianggap membuat ribuan warga menjadi pengangguran
mendadak? Rakyat Puncak kini menanti intervensi langsung dari Istana
0 Comments